Sabtu, 04 Juli 2009

Globalisasi

Globalisasi sebagai satu proses kehidupan yang serba luas dan infiniti merangkumi segala aspek kehidupan seperti politik, sosial, dan ekonomi yang boleh dirasai oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Ini bermakna segala-galanya menjadi milik bersama dalam konsep dunia tanpa sempadan.
Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi dalam bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Istilah globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi, sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peranan negara atau batas-batas negara. Pada intinya, globalisasi ditandai dengan persaingan bebas dan persaingan global yang selanjutnya memunculkan era informasi dan era perdagangan bebas. Secara singkat ciri khas globalisai ditandai dengan :
1. Meningkatnya mobilitas manusia, barang dan jasa bahkan ide aatu kreativitas tanpa mengenal batas negara dan waktu.
2. Introduksi dan pemasaran suatu produk atau jasa dapat dilakukan serempak hampir di seluruh dunia.
3. Munculnya borderless world sehingga persaingan domestik dengan perusahaan asing semakin tak terhindarkan.
4. Munculnya ketersediaan jenis barang dan jasa serupa secara terbuka akibat adanya kompetisi sehingga sifat bisnis monopoli dan birokrat menjadi hal yang tidak popular lagi.
Dampak globalisasi juga mengakibatkan perubahan-perubahan mendasar kepada tatanan masyarakat dunia pada era tahun 2000-an. Perubahan-perubahan mendasar tersebut terjadi pada lapisan regulasi, teknologi dan bisnis.
Dalam arus globalisasi tidak dapat lepas dari adanya keterkaitan baik negara bangsa maupun korelasinya dengan berbagai aspek di luar negara bangsa tersebut. Dalam hubungannya tercipta suatu bentuk yang menjadi sarana dalam mewujudkan globalisasi itu sendiri. salah satu bentuk adalah Komunikasi Internasional. Menurut Drs. T. May Rudy, SH.,MIR.,M.Sc.:
“Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang ruang lingkupnya melintasi bata-batas wilayah negara dan menyangkut interaksi / hubungan cukup luas dan intens dengan bangsa lain.”
Dapat juga kita definisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung atau dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara atau bangsa untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negara atau masyarakat di negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain degan tujuan untuk memberi tahu ataupun sebaliknya.
Kegiatan Komunikasi Iternasional sebenarnya lebih luas karena meliputi kegiatan menumbuhkan, memelihara, atau meningkatkan citra (images) serta memperoleh dukungan yang lebih luas terhadap program, kondisi, atau kegiatan tertentu. Bergagai kunjungan kenegaraan (muhibah), kunjungan wisata, keikutsertaan dalam konferensi internasional atau events olahraga (Olympiade, Asian Games, dsb) dan kesenian internasional (Festifal film, lagu, tarian, musik, dsb) merupakan kegiatan komunikasi internasional. Jadi, berbagai kegiatan untuk saling mengenal lebih dekat atau memperkenalkan diri (negara, bangsa, kelompok, organisasi, perusahaan) merupakan bagian dari komunikasi internasional.
Pada masa lampau, komunikasi Internasional lazim dilakukan oleh para utusan atau diplomat (perwakilan diplomatik dan konsuler) yang mewakili pemerintah. Bisa juga dengan cara kepala negara mengunjungi negara lain dan berdialog dengan kepala negara atau kepala pemerintahan yang bersangkutan. Namun dalam perkembangannya, komunikasi internasional mencangkup pula komunikasi yang dilakukan oleh pihak swasta serta kalangan bisnis (untuk kepentingan perusahaan-perusahaan), seniman, ilmuwan, tokoh organisasi massa, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Kegiatan (proses) komunikasi internasional berisi pesan atau informasi tentang berbagai kondisi dan perkembangan di negara yang bersangkutan beserta masyaraktnya untuk diketahui secara luas oleh masyarakat di kawasan lain. Dapat dengan menggunakan bentuk komunikasi interpersonal (antara perorangan), Organisasional (komunikasi kelompok), dan komunikasi massa. Oleh karena itu, komunikasi internasional merupakan bagian penting dalam hubungan internasional dan merupakan suatu teknkik dari pelaksanaan kebijakan Luar Negeri masing-masing negara. Komunikasi Internasional memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai berikut:
1. Mendinamisasikan hubungan (internasional) yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara atau berbeda kebangsaan (kewarganegaraan)
2. Membantu atau menunjang upaya-upaya pencapian tujuan Hubungan Internasional dengan meningkatkan kerja sama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah (government to government) maupun antara penduduk dengan penduduk (people to people).
3. Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara atau untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan-kepentingannya di negara-negara lain.
Pelaksanaan kegiatan Komunikasi Internasional dapat ditinjau melalui empat sudut pandang atau pendekatan, meliputi: “ Perspektif Diplomatik, Perspektif Jurnalistik, Perspektif Propagandistik, Perspektif Bisnis.”
Perspektif Diplomatik lebih banyak dipergunakan untuk meningkatkan komitmen kerja sama, memperluas pengaruh, dan menanggulangi atau mengatasi perbedaan pendapat, salah paham, salah pengertian, sampai menghindari pertentangan (konflik) dalam maslah tujuan dan kepentingan setiap negara. Berlangsungnya komunikasi internasional dalam perspektif diplomatik ini merupakan upaya untuk membina rasa saling percaya atau memperteguh keyakinan (confidence building) . selain untuk menghindari konflik, tujuan komunikasi internasional adalah untuk mengembangkan kerja sama baik dalam hubungan bilateral maupun hubungan multilateral, memperkuat posisi tawar (bargaining position) serta meningkatkan citra dan reputasi suatu negara.
Sebagai contoh, pertemuan Paris Club antara pejabat tinggi Indonesia dengan pejabat tinggi dari negara-negara donor untuk memperoleh tambahan pinjaman (hutang) luar negeri. Kunjungan menteri luar negeri Inggris (Jack Straw) ke Indonesia (11-12 Januari 2003) untuk menjelaskan bahwa sesungguhnya pemerintah Inggris tidak berniat memusuhi Islam, tetapi ada alasan lain (antara lain ancaman persenjataan nubika) sehingga Inggris memberidukungan kepada rencana AS menyerang Irak.
Dalam area hubungan Internasional dalam bidang diplomasi, aspek komunikasi internasional melalui perspektif diplomatik ini lazim digolongkan ke dalam first track diplomacy (diplomasi jalur pertama). Namun untuk contoh kunjungan duta besar AS ke panti sosial, masjid, pesantren, memang dilakukan oleh pejabat perwakilan diplomatik, tetapi tergolong second track diplomacy yaitu berhubungan langsung dengan penduduk atau masyarakat setempat.
Perspektif Jurnalistik merupakan kegiatan komunikasi internasional berupa pertukaran informasi, menemukan peluang-peluang kerjasama atau meningkatkan kunjungan wisata, lazimnya dilakukan melalui saluran media cetak dan media elektronik. Kegiatan komunikasi internasional berdasar perspektif jurnalistik sesungguhnya berlangsung wajar, objektif, alami, dan bermakna positif. Sekurang-kurangnya, kegiatan ini bersifat netral. Walaupun terdapat kemungkinan digunakan untuk tujuan atau kepntingan propaganda dengan tujuan akhir untuk mengubah kebijakan dan kepentingan suatu negara atau memperlemah posisi lawan.
Contoh jurnalistik subjektif yang bersifat propaganda; pemerintas AS memanfaatkan media cetak dan elektronik (pers internasional) sebagai alat propagandanya sendiri pada masyarakat dunia pasca tragedi 11 september 2001. Tujuannya adalah untuk menciptakan opini publik (internasional) yang membawa dampak yang menguntungkan bagi AS sendiri, dengan mengunakan alasan penumpasan terorisme untuk melakukan intervensi di Afganistan (2001-2002) dan kemudia melakukan pemboman wilayah Irak (periode Agustus – September 2002).
Perspektif Propagandistik dalam komunikasi internasional ditujukan untuk menanamkan gagasan-gasan tertentu kedalam benak masyarakat pada negara lain atau bahkan pada masyarakat internasional secara keseluruhan. Propaganda dipacu sedemikian kuat, bukan sekedar mengarahkan opini publik, tetapi agar dapat mempengaruhi pemikiran, perasaan, serta tindakan pemerintah dan publik di negara-negara lain.
Propaganda bisa hanya dirancang atau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang terbatas dan berjangka pendek, misalnya upaya AS menghalangi niat negara-negara anggota Uni Eropa membuka hubungan dagang dengan Kuba. Dapat pula untuk tujuan lebih luas dan strategis yang mencangkup perolehan, penguatan, serta perluasan dukungan dari rakyat dan pemerintah sahabat, untuk melaksanakan gagasan tertentu atau untuk menghadapai lawan. Misalnya AS mempropagandakan dirinya sebagai pelopor dan benteng demokrasi.selain itu, propaganda juga isa bertujuan mempertajam atau mengubah sikap dan cara pandang suatu gagasan atau peristiwa atau kebijakan luar negeri tertentu.
Perspektif Bisnis merupakan komunikasi internasional menyangkut promosi bisnis serta produk (ekspor) yang berupaya merangkul baik pemerintah maupun pihak swasta negara lain untuk melakukan transaksi-transaksi bisnis. Para pelaku (aktor) pada umumnya adalah kalangan bisnis. Sekurang-kurangnya komunikator adalah kalangan bisnis (pengusaha ataupun produsen). Sedangkan komunikan (public, audiences) bisa saja pejabat-pejabat instansi pemerintah, kalangan bisnis, dan masyarakat umum di negara-negara lain. Bentuk pelaksanaannya berupa mengadakan atau mengikuti acara pameran internasional (international fair), mengirimkan brosur-brosur penawarann produk, memasang iklan di media massalain, mengundang pengusaha dan wartawan dari negara lain untuk berkunjung, dan lain sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar